More About Me...

Lorem ipsum dolor sit amet, nisl elit viverra sollicitudin phasellus eros, vitae a mollis. Congue sociis amet, fermentum lacinia sed, orci auctor in vitae amet enim. Ridiculus nullam proin vehicula nulla euismod id. Ac est facilisis eget, ligula lacinia, vitae sed lorem nunc. Orci at nulla risus ullamcorper arcu. Nunc integer ornare massa diam sollicitudin.

Another Tit-Bit...

| Blog pribadi - Arsip artikel internet & media cetak - Pengalaman & review dunia internet, komputer, pocket pc, seluler dan teknologi lainnya |

Saya (bukan) perokok

Saya mencari alasan untuk merokok, agar tak ada penyesalan sedikit pun ketika saya menghembuskan nafas.
saya bukan perokok. Tapi toleransi saya pada perokok -mau tak mau, suka tak suka- begitu besar karena lingkungan tempat saya hidup adalah lingkungan para perokok. Mulai dari keluarga, teman sekantor, bos (maaf,pak), kawan gaul, hingga orang yang duduk disebelah saya saat antrian ke dokter gigi, semuanya cerobong asap. Tapi itu bukan berarti saya sama sekali tak pernah tersentuh asap rokok.
Dulu sekali, saya pun pernah berkawan akrab... Ya sekitar 4 tahun, dengan rokok. Saat itu -saya masih smp- saya jago lari. Saya selalu mendapatkan angka 8 di raport untuk mata pelajaran olahraga. Sialnya, rasa sok jago pemuda tanggung membuat saya berkenalan dengan rokok. Mulailah saya merokok untuk gagah-gagahan. Merk fanatik saya jika 'diplesetkan' ke bahasa indonesia berbunyi 'doakan keberuntunganku'. Beruntung apanya? Setelah beberapa lama merokok, saya bukan lagi si nomor satu masuk finish bila ada lomba lari di sekolah.
Baiklah, kini saya tidak merokok. Padahal faktor pendukung untuk merokok sangat banyak. Saya punya cukup uang, 98% relasi saya adalah perokok, dan konon rokok bisa jadi bagian penting dalam proses sosialisasi. Sudah saatnya saya mencari alasan untuk aktivitas mengepulkan asap itu. Saya pun mulai berburu pembenaran dari mereka yang tengah kasmaran pada rokok. (Sebenarnya saya bisa saja lari kewarung dan membeli sebungkus, merk apa saja. Lalu menghisapnya tanpa perlu repot-repot berpikir. Tapi itu tak saya lakukan karena saya terbiasa membuat keputusan dengan dasar yang cukup).
Inilah beberapa kalimat 'sanjungan' yang saya dengar :
"Rokok telah begitu berjasa dalam hidup saya. Dia selalu menemani saya dalam keputusasaan, bahkan tidak pernah membiarkan saya merasa sendiri di malam yang dingin. Dia membangkitkan semangat saya dan membantu saya berpikir. Rokok juga sering jadi sarana pergaulan, memuluskan kencan dengan si cantik yang baru saya kenal. Merokok membantu saya merayakan kemenangan, menangisi kekalahan, menghibur kekalutan. Dia juga mengusir nyamuk, bahkan membatalkan niat maling yang menyangka saya masih terjaga sampai menjelang subuh," kata seorang teman yang sama sekali bukan penyair.
"Identitas kelompok, itu waktu smp. Sekarang karena kebutuhan," kata denny, kawan disebelah kiri saya.
"ndak tahu. Cuma nagih, kalau ndak merokok," kata christ, kawan disebelah kanan.
"merasa aman. Itu sebuah kebiasaan," kata mas jun, editor artistik kami. Seperti juga dia, saya tidak mengerti merasa aman dari apa?
"ini bukan masalah jantan-betina. Ini faktor sugesti. Masalah tak hilang dengan merokok, tapi saya lebih tenang dan lebih konsentrasi menghadapi masalah dengan rokok," kata benny, orang bagian promosi.
"gengsi dan pergaulan," kata tranggono, seorang fotografer.
"cewek gue merokok, masa gue nggak," kata yang lain tak mau kalah.
Semua alasan ini membuat saya yakin rokok memang produk ciptaan manusia yang paling hebat, paling ajaib. Lihat, betapa agungnya rokok dimata mereka. Mereka bisa bertahan tanpa pacar atau istri mereka berhari-hari, namun tak bisa berpisah dengan rokok beberapa jam saja. "soalnya, rokok tidak cerewet," satu alasan lagi dari teman yang lain.
Terbukti, keinginan untuk merokok datang dari dalam diri sendiri. Bukan, karena iklan. Iklan tak banyak pengaruh. Tak seorangpun, juga anda, percaya kalau dengan rokok anda baru sanggup menggiring ratusan ekor sapi yang tanduknya panjang dan lancip. Buat saya, iklan rokok tidak lebih dari tindakan bodoh-bodohan. Misalnya, anda lihat deh geng hijau atau geng merah itu.
SEMUA KEBAIKAN PADA SEBATANG ROKOK
Kini saya maju selangkah. Saya cium bungkusnya, hm... Aromanya betul-betul merangsang. Hey, saya tak mungkin orgasme gara-gara sebatang rokok. Tapi tentu saja alasan terkuat untuk mengisap lintingan tembakau itu sama seperti saat kita bercinta, kenikmatan. Saya hampir lupa cara terbaik untuk mengisap rokok, tapi tak pernah lupa sensasi ternikmat yang pernah saya rasakan. (ketika menulis kalimat ini, memdadak ujung lidah saya berair). Saat kemping ke gunung papandayan, mengisap sebatang rokok merk silo - juga baru kali itu menemukannya dan harganya cuma Rp 500 sebungkus ditahun '93, yang kalau anda hisap dijakarta akan bikin anda batuk kering- rasanya seperti hembusan asap dari surga.
Kini benda setelunjuk itu kembali terselip dijari tangan saya, tapi saya masih gamang untuk menyulutnya. Dalam sebuah literatur, Dr. Corinne husten dari centers for disease control dan prevention di atlanta mengatakan, "sekitar 90% orang yang mulai merokok, akan menjadi perokok tetap."
Lalu, apa yang salah jadi perokok tetap, dok? Maaf, saya tak senaif itu kok. Saya tahu rokok menimbulkan banyak penyakit. Sekitar dua tahun yang lalu saya mendapat penjelasan dari Dr. Tjandra Yoga Aditama, SpP(K), MARS, DTM&H, DTCE ahli paru di RSUP Persahabatan, Jakarta, katanya, dalam sebatang rokok terdapat 4 ribu sat kimia yang potensial menghancurkan saluran pernapasan dan paru-paru. Juga, ada 25 penyakit -dari ujung kaki hingga rambut- yang siap menemani sisa hidup saya jika kadung cinta pada rokok.
Saya juga pernah dengar, umur seorang perokok 3 hingga 6 tahun lebih pendek. Tapi buat saya, rokok bukanlah soal panjang pendeknya umur, tapi keputusan antara resiko dan manfaat. Lari maraton yang terasa menyengsarakan, baik untuk kesehatan; sedangkan merokok yang terasa nikmat, jelas-jelas menyengsarakan. Kebiasaan apapun yang saya pilih - apakah itu bunggee jumping, ski, atau merokok- semuanya seperti dua sisi mata uang. Kesimpulan yang saya ambil sekarang, merokok memberikan manfaat jangka pendek (seperti kata kawan-kawan saya tadi), namun dengan resiko jangka panjang. Akhirnya saya masih menunda menyulut rokok. Masih ada yang harus saya ricek!
SEMUA KEBURUKAN PADA SEBATANG ROKOK
Saya membuat janji dengan Dr. Tjandra. Dokter yang menjadi salah satu pengurus kunci Lembaga Menanggulangi Masalah Merokok (LM3) itu datang tergopoh-gopoh setelah hampir satu jam saya duduk di meja tamu. "maaf saya baru selesai rapat di Depkes soal SARS. Ini soal SARS, kan?" ucapnya. Severe Acut Respiratory syndrom (gangguan saluran pernapasan sangat akut) saat ini memang sedang 'in'. Saya jelaskan, saya sedang mengumpulkan bahan untuk artikel mengenai rokok.
"Oke, pertama-tama ketahuilah bahwa 50% perokok akan menderita akibat kebiasaannya itu?" ucapnya lugas. Tangan saya bergerak reflek menekan saku agar bungkus rokok yang masih utuh itu tidak terlihat. "setidaknya ada 4 juta kematian didunia akibat penyakit yang ditimbulkan asap rokok dan hampir semua perokok mengalami gangguan di saluran pernapasannya." Dia lalu mengambil buku karyanya sendiri berjudul masalah merokok dan penanggulangannya. "semua yang anda cari ada disini," katanya lagi. Saya segera pulang.
Inilah deretan fakta yang saya kumpulkan dari buku itu:
Tahun 600 SM tembakau mulai ditanan di amerika. Sejak itu mulailah terjadi penderitaan dan kematian akibat merokok.
Tahun 2000 jumlah perokok di dunia 1,26 milyar orang, angka kematian akibat merokok mencapai 4 juta jiwa. Ditahun 2030 jumlah perokok menjadi 1,6 milyar dengan 10 juta kematian.
Kerugian akibat merokok lebih dari $200 milyar pertahun.
Setiap hari sekitar 80-100 ribu remaja didunia menjadi pecandu dan ketagihan merokok. Oh ya, jumlah itu sebentar lagi bertambah satu...
Konsumsi rokok indonesia di urutan ke-55 dunia. Setahun para perokok kita menghabiskan 188 milyar batang rokok, membakar uang sekitar $10 milyar (Rp 90 triliun)
terus terang saya takjub membaca kumpulan fakta itu. Tapi tak cukup untuk membuat saya merasa terancam langsung. Tapi nanti dulu! Dihalaman lain tertulis, dari seluruh kematian akibat merokok, 87% akibat kanker paru dan 82% akibat bronkitis kronis. Merokok juga meningkatkan resiko impotensi sebesar 50% pada pria berumur 30-40tahun! Nah, ini anncaman pada kejantanan saya. Saya termangu, terpeta jelas di benak saya sesosok tubuh seksi yang tergolek pasrah di atas seprei putih, sementara saya tak mampu berbuat apa-apa.
HANTU ITU BERNAMA PPOK
Yang membuat saya bergidik, pada sebuah alinea tertulis bahwa rokok adalah penyebab utama penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Penyakit ini... Yang diderita tetangga saya. Saat kambuh, tetangga saya itu tak mampu berbuat apa-apa. Jangankan mengangkat tangan, mengepalkan jari saja tak sanggup. Wajahnya -ini yang tak bisa saya lupakan- sangat buruk, matanya melotot seolah sedang tercekik. Begitu tersiksa. Dia minta tolong dan kami semua tahu apa keinginannya, bernapas!
Usianya memag tidak muda lagi, tapi raut wajahnya 20 tahun lebih tua. Maaf, saat ini dia adalah beban untuk keluarganya. Berulangkali masuk rumah sakit (bahkan pernah seminggu dua kali), harus minum obat seumur hidup, dan harus dilayani termasuk saat... Buang air! Tak terbayang jika suatu ketika saya berada diposisinya. Pasti, dia pernah muda seperti saya pernah gagah dan tampan. Bedanya dia perokok berat sepanjang hayat.
Saya sudah setengah jalan. Tanggung. Saya harus tahu apa itu PPOK karena dengan mata kepala sendiri pernah menyaksikan penderitaan pengidapnya. Benarkah rokok biang keladi munculnya PPOK.
"Fakta menunjukkan, sekitar 60% hingga 70% perokok adalah calon penderita PPOK," kata Dr. Tjandra. "Di RSUP persahabatan, pasien PPOK cuma 3% dan semuanya perokok,'kata Dr. Pradjna paramita, FCCP., Sekjen Indonesia COPD Expert Committee, sebuah organisasi yang memfokuskan perhatiannya pada kasus PPOK di Indonesia.
Menurut rumus para dokter itu, PPOK adalah penyakit paru-paru yang disebabkan bronchitis kronis dan emfisema (atau gabungan keduanya). Pada kasus ini, keadaan paru-paru tidak akan pernah kembali normal, bahkan secara perlahan kondisi paru-paru terus memburuk. Pengobatan hanyalah usaha memperlambat proses kerusakan tersebut.
"Bronchitis kronis adalah peradangan yang terjadi di saluran pernapasan. Ciri-ciirinya, batuk yang terkadang disertai dengan pilek atau influenza. Gejala ini terjadi kira-kira selama 3 bulan, dua kali setahun, dalam waktu dua tahun berturut-turut," jelas ketua bagian pulmonologi FKUI-RSUP Persahabatan Dr. Anwar jusuf, FCCP.
Pada kasus merokok, asap rokok yang panas merusak bulu-bulu getar di saluran pernapasan. Hal inilah yang membuat saluran tersebut rentan terkena peradangan. Mirip dengan bukit yang pohon-pohonnya terpangkas habis. Rawan longsor dan banjir. Sedangkan emfisema adalah kondisi memburuknya fungsi alveoli, tempat terjadi pertukaran gas antara oksigen dan karbondioksida di dalam paru-paru. Rusaknya alveoli membuat paru-paru kehilangan elastisitasnya. Akibatnya, karbondioksida terperangkap dan oksigen sulit untuk masuk. Inilah yang membuat penderita PPOK bernapas pendek. Jadi, " pengobatan pertama dan utama pada kasus PPOK adalah berhenti merokok," begitu kata ketiga ahli tadi pada saya.
NAMANYA... SENGSARA!!
Saya merasa tak perlu lagi menanyakan siapa yang paling beresiko terkena PPOK. Pernyataan-pernyataan para dokter itu selanjutnya membuat saya makin bergidik. Katanya:
Perokok yang menghabiskan 10 batang hingga lebih sehari, awalnya cuma merasakan napas pendek dan batuk ringan. Gejala ini biasanya diabaikan karena akan reda dengan sendirinya.
Seiring berjalannya waktu, gangguann itu makin sering datang, khususnya di musim atau cuaca tertentu (misalnya cuaca dingin atau musim hujan).
Beberapa waktu kemudian, tanpa disertai cuaca atau musim, menarik napas seperti habis berlari sprint 100m, pendek-pendek dan cepat. Batuk berdahak makin menggila. Dan... Kondisi itu mulai dirasakan setiap hari!
Kini, tak mampu lagi menyelesaikan pekerjaan harian. Tak sanggup lagi naik dua anak tangga. Duduk terasa capek.
Lalu, istirahat juga capek. Mulai tak bisa tidur. Sedikitnya pasokan oksigen membuat cemas dan depresi. Sepanjang waktu, hanya merasakan lelah dan sulit bernapas.
Mulai dilayani, bahkan untuk buang air.
Semakin buruk setiap hari, setiap jam, setiap menit...
Cukup, dok!
tapi para dokter itu masih punya fakta lain. Katanya, keadaan ini dirasakan oleh 2,75 juta penderita PPOK didunia yang akhirnya meninggal setiap tahunnya. "untuk sampai pada keadaan itu, kira-kira diperlukan waktu 10 tahun merokok," kata Dr Tjandra lagi. Tiba-tiba saya merasa sangat beruntung tidak jadi menyulut rokok pertama saya.

JANGAN MEROKOK
KARENA:
Anda bukan tikus. Rokok mengandung arsen (racun tikus)
Anda bukan... Rokok mengandung amoniak (pembersih WC)
Kelak, rokok akan merenggut 'kejantanan' anda
Rokok menghadiahi anda 25 penyakit, mulai dari kaki hingga ujung rambut (dari penyakit kulit hingga kebotakan)
Rokok seperti narkoba, bikin anda kecanduan dan jika berhenti akan terkena gejala 'putus rokok' (with drawal)
Asap rokok membunuh istri dan anak anda. Penelitian Dr. Anwar jusuf, FCCP. Dan rekan di fakultas kedokteran universitas indonesia menyebutkan, pada 32 wanita penderita kanker paru (dari 64 responden) tercatat 21 orang (65,6%) suaminya perokok.
Rokok membuat gigi dan kuku anda kuning, membuat anda tampak lebih tua, lemah, dan... Mulut anda bau.
Tanpa rokok, anda bisa punya ini dan itu!
Rokok, manfaat jangka pendek (meningkatkan kesadaran, mengurangi emosi, memberikan kenikmatan), dengan resiko jangka panjang (penyakit, mati lebih cepat)
Peringatan pemerintah: merokok dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, dan impotensi. (tenaaang, ternyata masih ada perhatian pemerintah, walau samar-samar)

JAUHI ASAP ITU
DARI MULUT ANDA!
Benda seukuran telunjuk itu masih merayu saya. Tak perlu membayar! Atas nama solidaritas, seorang teman baik telah menghadiahkannya untuk saya. Bukankah benda itu adalah bahasa universal untuk berbagi. Tidak!! Teriak saya. Saya dekti sang teman, saya katakan padanya dengan nada serius, " jika anda berhenti merokok selama..."
20 menit: tekanan darah dan denyut nadi anda kembali normal.
8 jam: kadar oksigen dalam darah anda kembali ke angka normal.
24 jam: selamat tinggal kabonmonoksida! Paru-paru anda mulai mengenyahkan lendir dan kumpulan kotoran.
48 jam: nikotin tidak bisa lagi dideteksi dari dalam tubuh anda. Kemampuan indera penciuman dan perasa anda menjadi lebih baik. Ehm... Betapa segar bau si dia sehabis mandi di hidung anda!
72 jam: dada anda terasa lapang, tarikan dan hembusan napas makin panjang. Wouw, anda sekuat banteng yang sedang kasmaran. Tanda level energi makin tinggi.
2-12 minggu: anda makin sehat. Sirkulasi tubuh makin membaik.
3-9 bulan: batuk dan sesak napas? Lupakan! Seluruh fungsi paru anda meningkat 5%-10%
5 tahun: dibanding mereka yang terus membandel, risiko anda terkena serangan jantung turun 50%.
10 tahun: dibanding mereka yang masih (juga) membandel, risiko anda terkena kanker paru hanya 50%. Risiko terkena serangan jantung menjadi sama dengan yang tidak pernah merokok.

JURUS TERAMPUH
BERHENTI MEROKOK
Sebuah leaflet menawarkan cara terampuh berhenti merokok
SECARA LANGSUNG
Berhenti langsung merupakan cara terampuh. "Tingkat keberhasilannya tinggi, tapi hati-hati, kekambuhannya juga tinggi," kata Dr. Tjandra.
Awalnya anda akan merasakan gejala putus rokok (with drawal) seperti sakit kepala, mudah marah, susah tidur, susah buang air besar, batuk, sempoyongan dan perubahan selera makan.
Tapi ketika anda berhasil menahan keinginan untuk merokok, anda akan sukses besar.
SECARA BERTAHAP
Tentukan tanggal anda mulai berhenti merokok.
"anda harus punya target waktu untuk benar-benar stop merokok," ungkap Dr. Tjandra. Usahakan dalam satu bulan.
Umumkan kepada orang-orang terdekat, sehingga mereka bisa ikut mengontrol anda.
Atur rencana penurunan jumlah rokok anda hari per hari.


Dikutip dari:
Majalah mens health

1 komentar:

  1. Anonim mengatakan...
     

    Dulu rambut saya rontok dan pitak, bahkan nyaris botak, sekarang rambut saya tumbuh tebal
    dan lebat kembali, tanpa menghabiskan biaya jutaan rupiah, tanpa konsumsi obat2an, tanpa operasi,
    dan benar2 mujarab,

    sangat jarang sekali orang lain yang menggunakan cara saya ini, karena saya sendirilah yang menemukan rahasia ini
    dan hasilnya sangat mujarab anda ingin tahu rahasianya? kirim email ke saya dengan subject "PESAN RAHASIA PENUMBUH RAMBUT"

    email : gratisfren@yahoo.com

Posting Komentar